Kebocoran Data Merajalela, Ini Saran Pakar Korsel untuk Indonesia
Kebocoran Data Merajalela – Pakar dari Korea Selatan menyarankan agar pemerintah Indonesia fokus membangun dan mempertahankan kepercayaan publik di tengah upaya transformasi digital, terutama di saat kasus kebocoran data masih sering terjadi. Janet Sohlhee Yu, seorang ahli teknologi informasi dan komunikasi sekaligus manajer pembangunan internasional di Korea Institute of Patent Information (KIPI), membagikan sejumlah strategi […]
Kebocoran Data Merajalela – Pakar dari Korea Selatan menyarankan agar pemerintah Indonesia fokus membangun dan mempertahankan kepercayaan publik di tengah upaya transformasi digital, terutama di saat kasus kebocoran data masih sering terjadi.
Janet Sohlhee Yu, seorang ahli teknologi informasi dan komunikasi sekaligus manajer pembangunan internasional di Korea Institute of Patent Information (KIPI), membagikan sejumlah strategi efektif yang dapat membantu pemerintah Indonesia dalam mengatasi krisis ini dan memperkuat keamanan data.
Janet Sohlhee Yu Tekankan Pentingnya Keamanan Data di Era Layanan Digital
Dalam diskusi Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia bekerja sama dengan Korea Foundation, Janet Sohlhee Yu menekankan bahwa semua layanan digital, baik swasta maupun publik, berawal dari kumpulan data. Oleh karena itu, keamanan dan pengelolaan data yang tepat menjadi aspek krusial dalam menghadapi transformasi digital yang sedang berlangsung, terutama di tengah maraknya kebocoran data.
Belajar dari Korea Selatan: Janet Sohlhee Yu Sarankan Pentingnya Akurasi dan Keamanan Data
Janet Sohlhee Yu menjelaskan bagaimana Korea Selatan awalnya menangani data secara manual, mengetik dan memasukkan informasi ke dalam komputer. Namun, seiring berjalannya waktu, Korea Selatan berhasil membangun sistem data yang lebih aman dan dapat dipercaya. Janet menekankan pentingnya pengelolaan data yang baik untuk mendukung transformasi digital di Indonesia.
Sebagai contoh, Janet menyebutkan kecerdasan buatan (AI) yang bersumber dari kumpulan data dan dapat dimanfaatkan secara efektif jika dikelola dengan baik. Ia juga menyarankan agar pemerintah Indonesia terlebih dahulu memastikan bahwa data yang ada akurat dan selaras di seluruh instansi pemerintahan, dengan format yang kompatibel dan tingkat keamanan yang tinggi.
“Jika hal ini dilakukan, maka tingkat layanan publik atau akurasi layanan publik akan meningkat secara otomatis,” ujar Janet.
Janet Sohlhee Yu: Tantangan Indonesia dalam Membangun Sistem Terpadu
Menurut Janet Sohlhee Yu, Indonesia saat ini sedang berjuang untuk membangun sistem yang terpadu dalam upaya transformasi digital. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah ketidakpercayaan warga terhadap pemerintah, terutama terkait keamanan dan penggunaan data publik.
Janet menekankan pentingnya membangun data publik yang jelas dan bersih sebagai langkah awal untuk meningkatkan tingkat layanan. “Begitu data publik dibangun dalam satu kesatuan yang jelas dan bersih, tingkat layanan akan meningkat,” ujarnya. Peningkatan kualitas layanan ini, menurutnya, akan berdampak langsung pada kepuasan dan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Kebocoran Data dan Dampaknya Terhadap Kepercayaan Publik di Indonesia
Kepercayaan publik terhadap pemerintah dalam hal penggunaan data menjadi sorotan seiring dengan maraknya kebocoran data. Pada September lalu, terjadi dugaan kebocoran data yang melibatkan 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), yang kemudian diduga diperjualbelikan dengan harga sekitar Rp150 juta.
Tak hanya itu, di bulan yang sama, sistem Pusat Data Nasional (PDN) juga terkena serangan ransomware, sebuah modus pemerasan digital. Dalam beberapa kasus, serangan ransomware bermula ketika penyerang berhasil mendapatkan akses ke perangkat, lalu mengenkripsi seluruh sistem operasi atau file, dan meminta uang tebusan dari korban untuk mendapatkan kembali akses tersebut.
Baca juga artikel lainnya dari UnityGames.org